Rabu, 18 Desember 2013

AHMAD ABDUL HADI - Eksportir Buah Unggulan Indonesia


Saat Ahmad Abdul Hadi melihat peluang mengekspor mangga gedong produksi lahan keluarganya, ia sama sekali tidak memiliki pengetahuan tentang cara mengekspor. Berkat kemampuannya belajar dan mencoba, ia berhasil mengirim buah-buah unggulan Indonesia ke berbagai penjuru dunia.

Hadi pria kelahiran Cirebon, 7 Oktober 1984 ini hidup di keluarga yang memiliki perkebunan mangga jenis gedong gincu. Keluarganya memiliki lahan seluas hampir 1 hektare di Kampung Kedawung, Cirebon. Setiap kali panen, ia mengamati bahwa mangga-mangga tersebut semuanya dikirim dan didistribusikan hanya sebatas antar kota dan pasar domestik. Mengapa tidak diekspor?

Keinginan menembus pasar ekspor menari-nari di pikirannya. Namun, ia belum mengerti seluk beluk mengenai proses ekspor, bagaimana prosedurnya, bagaimana dokumen-dokumennya, bagaimana cara mencari pembeli, dan sebagainya. Lewat internet, ia rajin mencari tahu tentang tata cara ekspor. Ia juga memotret beberapa contoh mangganya untuk di e-mail kepada calon-calon pembeli.

Akhirnya, ada satu pembeli dari Singapura yang menerima tawarannya. Sebelum barang dikirim, pembeli Singapura ini ingin melihat contoh buahnya. Saat membawa beberapa sampel buah ke Singapura, Hadi sempat tertahan di Bandara Changi karena penampilan yang kurang meyakinkan, plus ia tidak membawa sertifikat untuk mangga-mangganya. Di sana, ia baru mengetahui produk pertanian harus menyertakan sertifikat agar bisa masuk ke Singapura.

Singkat kata, Hadi mencapai kesepakatan dengan pembeli Singapura itu. Paket ekspor pertama dari CV Sumber Buah, berisi mangga gedong gincu dengan merek SAE, dikirim tanggal 13 Oktober 2008. Ia tidak akan pernah lupa tanggal tersebut, karena selain ekspor pertamanya, tanggal ini berbarengan dengan ulang tahun ibunya. Dalam dua bulan, mahasiswa Jurusan Ekonomi Manajemen, Universitas Swadaya Gunungjati, Cirebon ini berhasil mengekspor total 17,5 ton ke pembeli tersebut. Pembeli pertama asal Singapura ini banyak memberi ilmu kepada Hadi, mulai dari urusan dokumen hingga cara packaging yang baik.

Pada tahun 2009, sekitar 200 ton buah asal Indonesia (sebagian besar mangga) berhasil diekspor ke berbagai negara, seperti Singapura, Hongkong, Bahrain, Uni Emirat Arab, dan Belanda. Bukan kebetulan ia mendapat pembeli dari kawasan Arab karena ia pernah mondok di Pesantren Gontor Darussalam, Ponorogo, Jawa Timur, yang sehari-hari mempelajari bahasa Inggris dan Arab secara intensif.

Keberhasilan Hadi menembus pasar ekspor ini menarik perhatian Kementrian Pertanian dan Dinas Pertanian Cirebon karena biasanya yang berhasil mengekspor itu adalah pengusaha yang berasal dari kota-kota besar saja. Ia pun diajak pada pameran ke luar negeri, seperti Bahrain, Kuwait, dan Hongkong, yang memberinya tambahan pembeli.

Kini, Hadi berhasil mengekspor 500 ton buah per tahun, terdiri dari mangga, manggis, rambutan, jambu biji, salak, dan sebagainya. Hasil panen sebanyak itu berasal dari lahan perkebunan mitranya yang berasal dari Cirebon, Medan, Bali, NTB, hingga Kalimantan. Ia berhasil menyejahterakan puluhan karyawan beserta ribuan petani mitranya.

Quick Tips

Tidak tahun bukan alasan untuk tidak memulai bisnis, karena internet menyediakan semua info yang kita butuhkan.

 Sumber : 101 Young CEO

Selasa, 10 Desember 2013

YURI PRATAMA WIDIYANA - Mengubah Bulu Babi Jadi Emas

Bulu babi (sea urchin) selama ini dianggap sebagai hewan pengganggu di laut. Durinya yang beracun membuat bulu babi disingkirkan jauh-jauh. Namun, Yuri Pratama Widiyana menemukan nilai emas pada bulu babi da membudidayakannya bersama para nelayan, agar mereja memiliki hidup yang lebih baik.

Pria kelahiran Jakarta, 15 Juli 1984 ini sedang melakukan riset eco-tourism ke Pulau Menjangan, Gilimanuk, Bali, saat ia melihat nelayan di sana membersihkan karang-karang dari bulu babi, kemudian dikubur atau dibakar. Tujuannya, agar tidak terinjak oleh wisatawan.

Sepulangnya dari Pulau Menjangan, secara tidak sengaja ia menonton sebuah acara TV yang menayangkan liputan anak-anak nelayan Karimunjawa yang suka makan telur bulu babi mentah-mentah! Cangkang hewan berbentuk bulat, berwarna hitam, dan memiliki duri-duri seperti landak ini dipecahkan, kemudian isi di dalamnya mereka makan! Jika bisa dimakan, berarti bulu babi bisa dijual, demikian ide bisnis ini bermula.

Ia kemudian melakukan pencarian lebih lanjut tentang manfaat bulu babi. Ia menemukan bahwa seluruh bagian tubuh bulu babi memiliki nilai ekonomi. Telurnya dapat dikonsumsi, cangkangnya bisa dijadikan bahan baku kerajinan tangan atau tepung pakan ternak. Ususnya bisa disulap jadi pupuk organik, dan proteinnya sangat tinggi sehingga cocok untuk menjadi suplemen kesehatan.

Penemuan yang paling penting adalah di negara-negara seperti Jepang, Irlandia, Finlandia, Australia, dan lainnya, bulu babi dikonsumsi dan harganya yang mahal! Jepang sendiri mengimpor 80.000 ton bulu babi per tahunnya, berasal dari Amerika Serikat (48,5%), Korea Selatan (20,6%), Kanada (7,6%), Chile (7,4%), China (6,6%), Korea Utara (3,9%) serta Rusia (3,6%), dengan total nilai pasar bulu babi secara global sebesar US$ 200 juta. Sayangnya, Indonesia yang lautnya sangat luas ini tidak mengekspor bulu babi.

Berbekal penelitian lama tentang cara budidaya dan pengolahan bulu babi yang ia temukan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), ia memulai pembudidayaan bulu babi di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu. Yuri memilih memulai dari Kepulauan Seribu karena ia melihat para nelayan mengalami berbagai permasalahan baik sosial atau lingkungan, seperti sistem perdagangan yang tidak sehat, biaya melaut yang tinggi plus resiko tinggi saat melaut, serta kerusakan lingkungan.

Salah satunya adalah sistem tangkap ikan yang disebut "Murami". Para nelayan menangkap ikan di terumbu karang dengan cara menyelam tanpa peralatan keamanan yang standar. Akibatnya, tingkat kematian cukup tinggi terjadi di kalangan nelayan, plus kerusakan lingkungan akibat terumbu karang  yang terinjak-injak.

Dengan membudidayakan bulu babi di daerah pesisir pantai, para nelayan tidak perlu melaut dengan cara yang beresiko seperti itu. Tidak mudah pada awalnya, karena membudidayakan bulu babi tidak memberikan hasil instan, sedangkan para nelayan sudah terbiasa ,mendapatkan hasil instan dari pergi malam pulang pagi membawa ikan. Pendekatan terus dilakukan, awal-awal ia mendapatkan lima orang nelayan saja yang mau bekerja sama di bawah Urchindonesia.

Panen pertama adalah 50 kg telur, Yuri menawarkan telur ini ke restoran-restoran Jepang, namun ditolak karena mereka biasa mengimpor dari luar negeri. Kesulitan keuangan pun dihadapi karena biaya produksi tinggi dan penjualan yang seret. Dua partner Yuri mengundurkan diri, produksi pun ditutup sementara. Saat ia sudah menyerah, seorang teman menginformasikan mengenai acara Wismilak Diplomat Success Challenge, sebuah kompetisi enterpreneurship yang ditayangkan di televisi. Berhasil mengatasi semua tantangan, ia menang dan mendapatkan modal untuk kembali menghidupkan Urchindonesia.

Memiliki visi mengembangkan generasi "Nelayanpreneur", Urchindonesia kini beroperasi di Kepulauan Seribu (Pulau Tidung, Pulau Panggang, dan Pulau Pari), serta memiliki mitra budidaya di Bali, Lombok, Karimun Jawa, dan sebagainya. Dari segi pemasaran, berbagai restoran Jepang dan supermarket mengambil suplai dari Urchindonesia. Sebuah perusahaan farmasi di Semarang juga membuat suplemen protein dari bulu babi. Ke depannya, Urchindonesia mengembangkan konsep integrated multi tropical aquaculture bekerja sama dengan berbagai pihak mulai dari lembaga internasional, universitas, LSM dan sebagainya.

Sumber: Buku 101 Young CEO

http://planetmodis.com/

Kamis, 05 Desember 2013

FAUZAN RACHMANSYAH - Mantan Pecandu yang Sukses Bikin Susu

Susu bukanlah minuman favorit masyarakat Indonesia, terluhat dari rendahnya konsumsi orang Indonesia terhadap susu. Fauzan Rachmansyah, pemuda yang dulunya pecandu narkoba ini berusaha meningkatkan konsumsi susu di masyarakat melalui bisnisnya yang bernama Kalimilk. Kini ia sukses mengembangkan Kalimilk menjadi brand susu paling favorit.

Saat usia SMP dan SMA, lelaki kelahiran 17 Januari 1985 ini terjerat narkoba. Setelah direhabilitasi, ia diperintahkan pindah lingkungan oleh ayahnya, agar tidak kembali lagi ke narkoba. Ia pun hijrah ke Yogya selulusnya dari SMA, tahun 2003. Di sana, ia harus berjuang agar tetap hidup, sementara ia harus kuliah di Fakultas Hukum Univeersitas Islam Indonesia. Berbagai pekerjaan ia lakoni agar tetap hidup, antara lain menjadi penjual sepatu, kemeja keliling, penjual spare part kendaraan sampai sopir truk. Hidupnya memang berat, apalagi setelah ayahnya meninggal dunia tahun 2004.

Titik balik hidupnya mulai terlihat saat ia ditawari seorang keluarga untuk menjalankan bisnis jejaring dari penjualan pulsa. Dari pekerjaan itu, ia mendapatkan penghasilan cukup besar yang ditabungnya untuk membeli tanah, kemudian menikah. “Tahun 2007 sudah bisa beli tanah, dan dibangun rumah. Di situ mulai ada ide beternak sapi perah, dan sampai awal 2010 jumlah sapi sudah mencapai 52 ekor,” Ungkap Fauzan.

Setiap kali ada tamu atau kerabat yang datang ke rumahnya, Fauzan selalu menyajikan susu segar dari sapi-sapinya. Terkadang, istrinya menambahkan rasa buah seperti anggur, jeruk, jambu, dan sebagainya. Tanggapan para tamu selalu “susunya enak, kenapa nggak dijual saja?”

Di sisi lain, ia juga mendengar para peternak sapi perah yang mengeluh harga susu di pasaran terlalu rendah dibandingkan harga pakan sapi. Ia pun merasa terpanggil untuk membuat kehidupan para peternak sapi perah itu menjadi lebih baik.

Berdasarkan dua kondisi tersebut, Fauzan membuka tempat nongkrong anak muda untuk minum susu sapi bernama Kalimilk, awal Januari 2011. Kalimilk singkatan dari Kaliurang Milk, sedangkan Kaliurang sendiri adalah tempat peternakan sapi-sapi yang menjadi suplier Kalimilk.

Setelah dibuka, animo masyarakat untuk menikmati susu segar di Kalimilk sangatlah tinggi. Padahal, ada dua kedai yang dibuka, satu di kawasan Nologaten, belakang Ambarukmo Plaza, satu di Jl. Lempongsari Raya, Sleman. Padahal, Kalimilk juga layanan delivery ordery. Lebih dari seribu liter susu segar dihabiskan setiap harinya.

Sebagai anak muda di era internet, Fauzan sangat cerdas dalam memanfaatkan social media untuk bisnisnya. Ia sangat aktif berinteraksi dengan para penggemar dan followersnya yang disebutnya NENENers. Buktinya, per April 2013 ini akun Twitter resmi Kalimilk memiliki hampir 28ribu followers. Bandingkan dengan produk olahan susu lainnya yang sudah lebih dulu ada baru lebih dari dua ribu, dan brand dunia @Nestle hanya 15 ribuan.

Tahun 2011, omzet Kalimilk dari kedua kedai itu mencapai 1,1 miliar setahun, Fauzan pun diganjar penghargaan Wirausaha Muda Mandiri 2011. Rencananya, ia akan melebarkan sayap ke kota-kota lain di Indonesia dan memiliki rencana agar produknya dapat dibeli di hypermarket modern.


Sumber : Ilman Akbar dalam buku 101 Young CEO


http://planetmodis.com/

Selasa, 03 Desember 2013

ALWEEN ONG – Mendulang Untung dari Ponsel Rusak

Ala bisa karena biasa. Pepatah itu sangat tepat ditunjukan bagi Alween Ong, yang tidak memiliki latar belakang pendidikan servis ponsel, namun sukses di bisnis servis ponsel di Medan, Sumatera Utara. Bahkanm wanita kelahiran 1985 ini juga memiliki bisnis digital printing, semua di bawah bendera Alcompany Indonesia dengan total omzet ratusan juta rupiah per bulan.

Berasal dari keluarga yang memiliki keadaan ekonomi sulit (ayahnya sudah tiada), Alween berhasil kuliah di Jurusan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Setelah kuliah, Alween melakukan apa saja untuk bisa menghasilkan uang. Mulai dari menjual buku-buku bekas pakai, berjualan ikat pinggang, sales kartu kredit, sampai menjadi makelar bagi temannya yang ingin menjual kendaraan. Alween juga menjual telepon selular (ponsel) dengan sistem komisi.

Suatu saat pada tahun 2006, ponsel milik temannya rusak. Alween pun mencoba memperbaiki ponsel tersebut. Melihat anak-anak muda sekarang tidak ada yang bisa hidup tanpa ponsel, ia tertarik untuk lebih serius mendalami dunia servis ponsel secara otodidak. Membaca buku, melihat temannya memperbaiki ponsel, sampai otak atik sendiri. Akhirnya Alween pun memperbaiki ponsel rusak dan membuka bisnis reparasi ponsel.

Salah satu hal yang meyakinkan Alween untuk membuka bisnis ini adalah bahwa orang-orang tidak selalu beli ponsel baru saat rusak. “Soalnya, biar pun bisa beli yang baru, banyak juga orang yang sayang pada ponselnya. Selain nilai ekonomis, ada nilai sentimental di situ. Orang malas mengganti ponsel bila sejarahnya sangat berarti untuknya. Dan itu berarti peluang bisnis yang bisa dimanfaatkan,” jelas Alween.

Outlet pertama bisnisnya yang disebut Clinic Handphone ia buka di pasar USU, Sumatera Utara. Di outlet ini, Alween one (wo)man show. Semua ia lakukan sendiri, saat ia sakit, tokonya pun tutup. Akan tetapi, pelayanan Alween sangat prima, pelanggannya sangat setia. Plus, saat itu di Medan belum banyak outlet yang fokus hanya pada servis ponsel (kebanyakan jual ponsel). Bisnisnya pun berkembang, ia sudah bisa merekrut staf untuk membantunya. Modal pinjaman Rp8 juta pun ia kembalikan dalam waktu setahun.

Tidak puas hanya memiliki bisnis reparasi ponsel, tahun 2009 Alween melihat fenomena anak-anak muda yang suka narsis dan mengekspresikan dirinya dalam bentuk aksesoris. Ia pun p=mendirikan Narsis Digital Printing yang menerima cetak mug, pin, kaus, topi, dan lainnya. Saat ini Narsis Digital Printing juga ditawarkan dalam bentuk kemitraan.

Walaupun sudah sukses dengan Clinic Handphone dan Narsis Digital Printing, Alween tidak lupa bagaimana kondisi dirinya sebelum sukses seperti sekarang. Ia membuka pelatihan teknisi servis ponsel bagi orang-orang tidak mampu, dengan tujuan mereka akan membuka jasa servis ponsel mereka sendiri dan mengurangi pengangguran. Alween tidak takut tersaingi, karena persaingan akan membuat siapa pun lebih kreatif. Lagi pula, binaannya bisa bermitra dengannya dalam membeli komponen. Pasar servis ponsel masih luas, siapa yang hari ini tidak punya ponsel?

Quick Tips
Temukan masalah yang dihadapi oleh pasar, lalu sediakan solusinya. Pasar akan bersedia membayar untuk menyelesaikan masalahnya, seperti servis ponsel & digital printing Alween.
Jangan berbisnis one man show, karena namanya jadi berdagang dan sulit berkembang. Banyak pedagang kaki lima yang sudah bertahun-tahun jualan tapi jualannya begitu-begitu saja. 

Sumber : Ilman Akbar dalam buku 101 Young CEO

http://planetmodis.com/

Senin, 02 Desember 2013

Sekilas Pesta Wirausaha Passion for Fashion

Momentum entrepreneurship di indonesia ditandai dengan Booming-nya kelas ekonomi menengah pada tahun 2010. Menurut Yuswohadi, peneliti dari SWA, capaian ekonomi menengah Indonesia dicirikan dengan tercapainya GDP masyarakat Indonesia Sebesar $3000. Hal ini tentu saja meningkatkan daya beli masyarakat yang menjadi faktor kuat tumbuhnya entrepreneurship.

Bandung adalah kota Entrepreneur. Sebutlah saja komunitas entrepreneur, seperti komunitas Tangan Di Atas (TDA) Bandung, yang terus tumbuhdan berkembang baik dari segi kualitas maupun kuantitas di kota ini. Beragam kegiatan entrepreneur periode mingguan, bulanan atau tahunan seperti  Pesta Wirausaha TDA Bandung menjadi penyemarak kekuatan Entrepreneurship di kota ini. Lihatlah wisatawan domestik yang jumlahnya pada akhir pekan terus meningkat. Belum lagi wisatawan mancanegara yang terus melakukan peningkatan aktifitas transaksi di kota bandung. Sampai-sampai beberapa maskapai penerbangan meningkatkan frekuensi penerbangan ke kota ini.

Profil entrepreneurship kota Bandung yang melekat adalah fashion, sebutannya bandung Paris van Java. Beragam jenis fashion kreatif dari ujung kepala sampai ujung kaki lahir mewarnai kancah nasional bahkan internsional. Bukan hanya produk fashion hilir, bahkan hulunya, tekstil, garmen berada dikawasan Bandung. Profil inilah yang melatarbelakangi komunitas Bisnis TDA Bandung mengangkat tema Passion for Fashion dalam event Pesta Wirausaha tahun 2013 untuk dijadikan peluang bersama bagi para komunitas bisnis, pelaku bisnis, masyarakat, pemerintah dan perbankan.

Ada beberapa catatan penting dari Pak Walikota Bandung -Ridwan Kamil- untuk para wirausahawan Bandung, beberapa diantaranya:
1. Bandung diminati Malaysia dan Timur Tengah. Hal ini menarik karena semakin dekatnya kita dengan AFTA maka produk-produk kreatif dan berkualitas dari Bandung, kedepannya akan Kang Emil (panggilan akrab Ridwan Kamil) promosikan ke dua negara tersebut. 
2. Bandara di Bandung akan dipercantik agar mempermudah wisatawan asing untuk langsung berkunjung ke kota Bandung.
3. Disediakannya bus wisata 2 tingkat untuk para wisatawan asing yang datang ke Bandung.

Dari sekian banyak rencana pembangunan Bandung ke depan, tentu ini merupakan peluang bagi wirausahawan Bandung untuk berlomba-lomba menghasilkan produk unik dan berkualitas agar bisa go internasional.

KHAFIDZ NASRULLAH - Pemuda Desa yang Jadi Juragan Minyak Atsiri

Pemuda ini adalah orang pertama dari desa kecil di Kendal, Jawa Tengah, yang mencicipi pendidikan tinggi. Sempat bekerja serabutan saat kuliah, bisnis pertamanya harus bubar karena gerobaknya dicuri, ia menemukan “permata” di kampung halamannya sendiri. Khafidz Nasrullah pemuda desa itu, sukses bersama Kemdal Agro Atsiri, perusahaan pengolahan minyak atsiri (essential oil) miliknya.

Pemuda kelahiran Kendal, 11 Maret 1989 ini berhasil masuk kuliah di Teknik Industri Universitas Islam Negeri Yogyakartasetelah orang tuanya menjual kambing peliharaan mereka. Ia dijanjikan mendapatkan beasiswa dari pemerintah daerah namun gagal karena birokrasi yang tidak kunjung selesai . memahami kondisi keluarganya, khafidz berhenti meminta uang kepada orangtuanya pada semester dua. Ia lalu bekerja serabuta untuk menyambung hidup, seperti mencari burung kenari dari desanya  dan membantu lembaga-lembaga survei menyebar kuisioner.

Khafidz mulai berpikir untuk mebuka bisnis sendiri. Awalnya ia menjalankan sebuah angkringan didekat kampus milik temannya. Kemudian ia mebeli angkringan senilai 1,5 juta rupiah itu dengan cara mencicil. Angkringan itu dikelolanya sendiri sambil kuliah. Walaupun harus bangun lebih pagi dan tidur lebih malam setelah tutup, ia bersyukur bisa membiayai makan, kos, dan uang semeteran selama tiga tahun dari angkringannya itu. Malangnya, gerobak angkringannya itu dicari orang saat iya bepergian keluar kota.

Saat pulang ke desanya yang dikelilingi lebih dari 1000 hektar kebun cengkih itu, ia melihat banyak sekali daun cengkih yang berguguran dan tidak dimanfaatkan. Setelah ia cari tahu, ternyata di desanya ada sebuah penyulingan minyak atsiri. Khafidz menemui pemiliknya untuk mengetahui minyak atsiri itu dijual kemana. Jawaban pemilk penyulinganitu memberikan ide bisnis nagi Khafiz, yaitu “saya jual kemanapun laku!”.

Khafidz segera mempelajari lebih jauh tentang proses penyulingan daun cengkih menjadi minyak atsiri, termasuk kebutuhan finansial untuk alat penyulingan. Ia menghitung dalam proposal rencana bisnisnya, modal yang dibutuhkan mencapai Rp 80 Juta! Jelas itu bukan jumlah uang yang dimiliki  oleh pemuda sederhana ini tahun 2010.

Berbekal proposalnya, Khafidz terus mencari orang yangmau memodali rencana bisnisnya ini. Akhirnya orang ke-9 yang ditemuinya, sesama mahasiswa juga, bersedia menginvestasikan uangnya secara bertahap sampai mencapai Rp 80 Juta. Khafidz memilih cuti kuliah agar fokus menjalankan bisnisnya yang dinamakan Kendal Agro Atsiri (KAA) ini.

Dari satu unit mesin suling, KAA memproduksi sekitar 500 kg minyak setiap bulan. Minyak atsiri ini dijual kepada perusahaan lain seperti produsen obat atau kosmetik diolah kembali menjadi produk berikutnya. Berjalan satu tahun, modal Rp 80 Juta itu sudah kembali. Khafidz kemudian berkeliling jawa untuk memperluas pasar KAA. Ternyata pasarnya tidak hanya di Indonesia, tapi juga ada di luar negeri sehingga iapun bekerjasama  dengan perusahaan eksportir. Sampai saat ini, pasar da;am negeri mencapai 60 % dan pasar ekspor 40%. Artinya, masih besar potensi dari pasar ekspor.

Tahun 2012, total minyak yang dihasilkan Khafidz sebesar 1.5 ton perbulan. Ia mempekerjakan 450 orang yang terlibat dalam seluruh rangkaian proses penyulingan, sebagian besarnya adalah ibu-ibu pengumpul daun cengkih yang sehari-hari menjadi buruh tani dan pabrik. Dari pekerjaan ini, mereka bisa mendapatkan tambahan hingga Rp1 juta per bulan.

Target Khafidz pada 2013 adalah meningkatkan kapasitas jadi 36 ton per tahun, untuk mencapai impiannya menjadi produsen the best essential oil in the world.

Apa yang membuat Khafidz sukses? “ untuk membuat bisnis sukses tentunya kita perlu mempunyai pengetahuan medalam tentang bisnis yang dijalankan dan juga rancangan pengembangan bisnis yang terukur. Bagi saya, tidak cukup barang hanya laku, tetapi kita tidak tahu barang kita laku oleh siapa. Jadi pemahaman bisnis luar-dalam hulu dan hilir wajib hukumnya,” jawabnya.

Khafidz bisa dihubungi lewat emailnya khafidz_n@yahoo.co.id atau twitternya @khafidzn

Sumber : 101 Young CEO

http://goo.gl/dBwkEx

Minggu, 01 Desember 2013

YOHANES AURI – Agensi Desain yang Berawal dari Kamar Tidur, Kini Punya Ratusan Klien

PT Flux Asia Solusindo adalah sebuah agensi desain yang kini menjadi salah satu agensi desain paling terkemuka di Jakarta, dengan lebih dari 200 klien di tahun 2012. Kita harus tahu kisah bahwa perusahaan ini berasal dari kamar tidur, tempat Yohanes Auri, pendiri sekaligus pemiliknya, mengerjakan proyek-proyek desain sejak kuliah.

Pria kelahiran Jakarta 8 Februari 1985 ini bermimpi memiliki sebuah perusahaan desain miliknya sendiri. Mimpi itu ia wujudkan dengan muulai mengerjakan berbagai proyek desain saat kuliah di Jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Bina Nusantara.

Proyek pertama Auri datang pada tahun 2004, yaitu mendesain sebuah logo kafe dengan nilai Rp8 juta. Ia merasa memiliki sedikit keahlian dalam menjual, sehingga ia sering mendapatkan proyek desain dari berbagai pihak. Semua pekerjaan dilakukan di kamarnya yang berukuran 4 x 4 m dengan komputer yang masih pentium III, karena ia tidak tega meminta orang tuanya membelikan komputer baru.

Lulus pada tahun 2006, ia masih bertekad untuk melanjutkan usahanya. Incarannya adalah perusahaan-perusahaan besar. Sayangnya, hingga dua-tiga bulan setelah ia lulus, tidak ada satu pun proyek yang ia dapatkan. Ia sempat berdoa kepada Tuhan, kalau sampai  akhir bulan ia tidak mendapatkan proyek juga, impiannya membangun Fluc dibuang.

Auri sendiri aktif di gereja dan giat memberikan pelayanan dalam bentuk membuat desain dan menyebarkan majalah gereja secara gratis. Tuhan menjawab kegelisahan Auri tadi dengan cara yang tidak disangka-sangka. Salah satu jemaat di gerejanya menyukai desain majalah buatan Auri. Orang itu adalah pengurus asosiasi perbankan bernama Certificate Wealth Manager Association (CWMA). Ia pun memberikan pekerjaan kepada Auri untuk membuat desain undangan dan buku kelulusan untuk sebuah acara CWMA. Nilainya Rp20 juta yang merupakan proyek terbesarnya saat itu.

Acara CWMA itu dihadiri oleh petinggi berbagai perusahaan perbankan. Ia yang hadir disana memberanikan diri untuk berkenalan dan menjual jasanya. Dari situ ia mendapatkan beberapa proyek. Ia pun menutup tahun 2006 dengan tiga klien perusahaan dan beberapa proyek kecil.
Auri masih menjadi single fighter hingga tahun 2007-an. Ia merangkap jabatan dari pemilik, desainer, kurir, bagian keuangan, dan sebagainya. Ia sendirian menawarkan jasa ke lebih dari 40 perusahaan melalui faks atau telepon. Sudah pasti lebih banyak penolakan dari pada penerimaan, bahkan ada yang langsung membanting telepon begitu ia memperkenalkan diri. Tapi, perjuangan Auri tidak sia-sia. Dari puluhan yang ditelepon, ada satu perusahaan yang tertarik menggunakan jasanya. Sejak tahun itu, ia berani merekrut desainer untuk bekerja kepadanya.

Flux Desain pun berkembang. Tahun2009 ia memiliki enam orang karyawan, hingga harus melebarkan kamarnya agar muat menampung mereka semua. Tahun 2010, ia membuat badan usaha berbentuk PT agar bisa mengikuti tender-tender. Klien-klien besar pun ia peroleh.

Tahun 2012 yang lalu ia mendirikan usaha digital printing untuk mensinergikan usahanya, sehingga biaya cetak menjadi lebih murah. Kantor Flux pun sudah bukan di kamar Auri lagi, melainkan di sebuah rumah yang ia beli dari hasil perjuangan usahanya bertahun-tahun. Dengan 200-an klien tahun2012 lalu, Auri memiliki target untuk memiliki klien internasional di tahun ini.



Quick Tips
1.       Ora et labora, berdoa dan bekerja. Dekat dengan Tuhan, bekerja dengan keras, kesuksesan ada di depan mata.
2.       Latihlah kemampuan menjual, itu yang membedakan pebisnis dengan bukan pebisnis.

s Sumber : 101 Young CEO

http://goo.gl/dBwkEx

Sabtu, 30 November 2013

HENDY SETIONO - Drop Out yang Jadi Pionir Kebab di Indonesia

Kalau mendengar kata "kebab", apa yang ada di pikiran kamu? Saya sih langsung terpikir Kebab TUrki Baba Rafi dengan gerobak kuning cerah dan merahnya. Ya, Kebab Turki Baba Rafi adalah pionir dan pemimpin besar pasar kuliner kebab di Indonesia, dirintis oleh Hendy Setiono tahun 2003 saat berumur 20 tahun. Siapa sangka dia memilih DO dari kampusnya dulu?

Kisah hidup pria kelahiran Surabaya, 30 Maret 1983 ini menunjukkan sikap yang bagi banyak orang terlihat nekat. Akan tetapi, sebenarnya lebih tepat disebut berani dan bersungguh-sungguh. Suatu waktu, Hendy berlibur sekaligus melepas kangen dengan ayahnya yang sedang tugas sebagai operator perusahaan minyak di Qatar. Di sana, ia melihat banyak penjual kebab, makanan khas Timur Tengah & Afrika berbahan daging yang dipanggang dan disajikan dengan tortilla. Hendy yang memang menggemari wisata kuliner pun mencicipinya. Ia langsung berpikir & menemukan satu peluang bisnis, "Di Indonesia tidak ada bisnis kebab, bagaimana kalau saya menjual kebab?".

Saat kembali ke Indonesia, Hendy yang saat itu masih tercatat sebagai mahasiswa Teknik Informatika Institut Teknologi Surabaya mengutarakan niatnya untuk berhenti kuliah dan fokus di bisnis. Tentu saja orang tuanya tidak langsung mengizinkan. Namun tekadnya sudah membulat, ia benar-benar men-DO dirinya sendiri. Hal berikutnya yang ia lakukan adalah mencari rekan bisnis dan melakukan eksperimen resep kebab. Dari berbagai varian kebab Timur Tengah, menurutnya kebab Turki adalah kebab yang paling enak. Setelah dimodifikasi, jadilah resep kebab Turki yang cocok dengan lidah Indonesia.

Awal bisnis Hendy dimulai justru dari burger & hot dog dengan brand Yummy Burger. Modal awalnya Rp4 juta rupiah yang berasal dari pinjaman adiknya yang juga berbisnis online. Stategi penjualannya bergerilya, dijual berkeliling menggunakan gerobak di Surabaya. Yummy Burger berkembang cukup baik, outletnya pun bertambah. Begitu mulai ada kompetitor, Hendy berstrategi dengan menambah menu, ya kebab turki itu. Brand Yummy Burger pun berubah menjadi Kebab Turki Baba Rafi. Rafi sendiri adalah nama anak pertamanya Hendy, Baba artinya ayah, jadi arti brandnya adalah "kebab Turki milih ayahnya Rafi".

Bisnisnya tidak langsung berjalan mulus. Awal-awal berbisnis, Hendy pernah berjualan sendiri bersama istri tercinta karena karyawannya sakit. Apes, saat itu hujan turun dengan derasnya sehingga amat sedikit sekali pembeli yang datang ke gerobaknya. Selesai berjualan, mereka makan di warung seafood sebelah gerobak mereka. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, ternyata tagihan makanan mereka di warung itu lebih besar dari omset mereka hari itu!.

Walaupun tidak selesai dalam mengenyam pendidikan formal, Hendy tidak berhenti belajar berbisnis. Ia rajin mengikuti seminar-seminar bisnis dan berguru dengan pengusaha sukses, antara lain Sandiaga Uno dan Purdi E. Candra, pendiri Primagama.

Perjuangan dan konsistensi Hendy bertahun-tahun berbuah manis. Kebab Turki Baba Rafi disukai orang. Jumlah outlet-nya meledak karena Hendy membuka peluang bekerja sama dengan sistem waralaba. Sukses di kebab, Hendy tidak berpuas diri. Ia membuka bisnis lainnya di bidang kuliner juga, yaitu Piramizza, Ayam Bakar Mas Mono, dan Bebek Garang.

Total outlet Kebab Turki Baba Rafi saat ini lebih dari 1.000 buah di Indonesia, Malaysia, dan Filipina, Piramizza 75 outlet, Ayam bakar Mas Mono 50 outlet di Indonesia dan Malaysia, dan Bebek Garang dengan 10 outlet di Jakarta dan Bandung, dengan total omzet miliaran per bulan dan membuka lebih dari 1.600 lapangan pekerjaan. Hendy pun membuktikan lagi, bahwa kesungguhan dan kerja keras akan terus berbuah manis.

Hendy dapat dihubungi lewat e-mail hendy@babarafi.com atau twitter @HendySetiono.



Quick Tips
Niat bersungguh-sungguh harus ditunjang dengan tindakan kerja keras yang nyata.
Dalam berbisnis kita harus punya mentor untuk membantu kita berkembang.

http://goo.gl/dBwkEx

Kamis, 28 November 2013

JULIE SHIE - Pemilik Belasan Perusahaan Internasional Sebelum Kepala Tiga

Bagaimana rasanya memiliki belasan perusahaan, semuanya di tingkat internasional, sebelum usia tiga puluh? Coba tanya Julie Shie, yang saat usianya belum genap tiga puluh tahun sudah memiliki 14 perusahaan di bawah bendera Worldwide Group yang bergerak di bidang transportasi, logistik dan properti, dengan omzet belasan juta dolar Amerika atau miliaran rupiah per tahun.

Julie yang lahir di Aceh 8 Februari ini lahir di keluarga dengan ekonomi menengah, tidak kurang satu apa pun. orang tuanya juragan angkot yang juga punya usaha laundry. Namun, Julie kecil selalu dididik untuk menghargai uang dan tidak pernah begitu saja diberi uang saku. Di usia enam tahun, Julie membantu bisnis laundry orang tuanya dengan membantu memilah dan menandai pakaian milik pelanggan. Julie juga kerap ikut ibunya pergi berbisnis antarkota dan bertemu banyak orang, sehingga ia menjadi anak yang supel.

Di usia delapan tahun, ia sudah berjualan permen dan makanan ringan di sekolah. Usia 14 tahun, Julie bekerja paruh waktu di toko unggas dan elektronik. Julie kemudian mengajar privat anak TK hingga SMP saat duduk di bangku kelas 3 SMP. Per murid ia mendapatkan antara Rp80.000 - Rp12.000, jumlah yang sangat besar pada zamannya.

Selepas SMA, Julie mencoba hal baru dengan bekerja pada perusahaan perdagangan valuta asing (valas). Pekerjaan ini mengharuskan lembur setiap hari, karena pasar mata uang dolar baru aktif pukul 12 malam waktu Indonesia. Alhasil, ia pun mengundurkan diri hanya dalam tiga bulan. Ia lalu bekerja di sebuah perusahaan fordwarding, yang kemudian mempercayainya memegang kantor cabang di Pekanbaru dan Padang. Namun kemudian Julie mengundurkan diri saat usia 19 tahun karena ada masalah di internal perusahaan.

Berbekal pengalamannya bekerja di perusahaan forwarding tersebut, Julie mendirikan perusahaan forwarding-nya sendiri bernama PT Samudra Indah Berkatindo dengan modal pinjaman dari ayah dan temannya sebanyak Rp30 juta. Tidak sampai satu bulan, pinjaman ini berhasil ia kembalikan.

Meningkatnya perdagangan ekspor-impor dari Indonesia membuat permintaan atas jasa forwarding semaking tinggi pula. Julie kemudian mendirikan perusahaan forwarding di Singapura bernama Worldwide Shipping Logistic Services Pte Ltd pada tahun 2006. Perusahaannya ini menjembatani pedagang karet di Indonesia dengan pembeli di China. Tidak berhenti, Julie mendirikan Omega Shipping Pte Ltd untuk mengurusi perdagangan komoditas Sino dari Asia ke China. Satu tahun kemudian, Andaman Worldwide Shipping Co Ltd ia dirikan di Thailand.

Tahun 2010, wanita yang sekarang sudah memiliki satu orang anak ini mendirikan perusahaan pemasaran properti bernama Worldwide Property Investment Ltd di Singapura, Indonesia, dan Thailand. Shanghai, Jepang dan Korea menjadi negara berikutnya yang akan menjadi kantor cabangnya.

Sumber : Buku 101 Young CEO

http://goo.gl/dBwkEx

RYAN GONDOKUSUMO - Memperkenalkan Konsep Crowdsourcing di Sribu.com

Ingin mendapatkan berbagai pilihan desain kreatif berkualitas untuk kebutuhan perusahaan dengan harga terjangkau? Coba Sribu.com. Situs crowdsourcing yang didirikan oleh Ryan Gondokusumo ini “mempertemukan” perusahaan yang butuh desain dengan ribuan desainer yang siap berkarya.

Pemuda kelahiran 16 Januari 1985 ini lulus dari Jurusan Teknik Elektro Universitas Purdue, Amerika Serikat tahun 2006. Memiliki cita-cita menjadi pengusaha, ia lebih dulu bekerja di berbagai perusahaan dalam industri yang berbeda-beda. Salah satunya di perusahaan travel sebagai head of business development.

Saat bekerja di perusahaan tersebut, Ryan memiliki banyak kebutuhan desain kreatif, mulai daru logo, banner, brosur, kalender, dan sebagainya. Sayangnya, banyaknya kebutuhan desain itu tidak bisa dipenuhi hanya dengan mengandalkan desainer di kantornya. Kondisi kebutuhan desain ini ternyata juga dialami perusahaan-perusahaan lain.

Sebagai solusi masalah ini, ia membuat situs crowdsourcing desain bernama sribu.com. ryan memulai Sribu.com pada Juni 2011 dengan tabungannya sebagai modal awal dan mengajak saudaranya, Webes Kusnadi sebagai web developer untuk membangun website sribu.com.

Perusahaan yang memburuhkan desain logo, maskot, poster, marchendise, interior desain, dan sebagainya, tinggal melakukan pemesanan lewat Sribu.com. Ada berbagai paket yang bisa dipilih, dari harga Rp1,5 juta hingga di atas Rp10 juta. Para desainer yang tergabung di Sribu.com akan berkompetisi mengerjakan permuntaan desain tersebut dan perusahaan dijamin akan mendapatkan hingga ratusan desain yang bisa mereka pilih. Bagi perusahaan, khususnya UKM yang menjadi target pasar Sribu.com, cara ini sangat efisien mendapatkan solusi desain. Sebaliknya bagi para desainer, Sribu.com adalah tempat terbaik untuk meningkatkan kemampuan diri dan membangun reputasi.

Mudahnya, crowdsourcing itu seperti outsourcing, tapi dikerjakan keroyokan oleh komunitas/crowd, sehingga ada banyak hasil pekerjaan untuk satu masalah. Berdasarkan risetnya tentang situs-situs berbasis crowdsourcing di seluruh dunia, ada banyak sekali situs berbasis crowdsource. Ada desain yang menjadi sumber inspirasi Sribu.com yaitu 99designs.com, ada juga crowdsourcing ide, crowdsourcing market, sampai crowdsourcing riset.

Tantangan yang ia hadapi di masa-masa awal usahanya adalah memperkenalkan layanannya ke publik karea konsep crowdsourcing ini masih sangat baru di Indonesia. Ia memperkenalkan diri ke perusahaan-perusahaan target pasar mereka dengan melakukan presentasi langsung. Dalam sehari, Ryan bahkan pernah presentasi ke empat hingga lima klien hanya untuk mendapatkan pemasukan Rp1-2 juta saja!

Pemenang SparxUp awards 2011 dan lulusan Jakarta Founders Institute ini sudah memiliki lebih dari 500 klien lokal maupun mancanegara dan lebih dari 25.000 desainer yang menghaslkan 135 ribu karya per April 2013. Kini Ryan siap masuk ke regional market dengan investasi yang diberikan oleh East Ventures, sebuah perusahaan permodal ventura berbasis di Singapura.

Sumber : Buku 101 Young CEO 


http://goo.gl/dBwkEx

Baca Juga Kisah Pengusaha Lainnya :

1. ROYAS AMRI BESTIAN - Otak Kanan yang Mengubah Hobi Gambar Jadi Bisnis


2. SYAMMAHFUZ CHAZALI - Mengolah Limbah Sapi Jadi Gerabah Berkualitas Tinggi



3. EGAR PUTRA BAHTERA - Sepatu Kulit Mewah Chevalier

Rabu, 27 November 2013

SYAMMAHFUZ CHAZALI - Mengolah Limbah Sapi Jadi Gerabah Berkualitas Tinggi


Selama ini, kotoran sapi hanya dibuang jadi limbah, atau paling umum dimanfaatkan menjadi pupuk kandang dan sumber biogas. Namun Syammahfuz Chazali dan teman-temannya berhasil menemukan bahwa limbah sapi juga bisa menjadi campuran bahan gerabah yang kemudian meningkatkan kualitas gerabah.

Lulussan Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Gajah Mada ini sedang merenung saat ini sedang merenung saat sedang buang hajat, sekitar September 2006, ketika terbesit ide untuk mencampur kotoran sapi jadi bahan campuran keramik. Ide itu muncul karena ingat bahwa tanah tandus dan kering akan jadi bagus kalau dicampur dengan kotoran sapi. Renungan itu ditindaklanjuti, ia mengumpulkan berbagai referensi terkait dengan kemungkinan pengolahan kotoran sapi untuk mengobati penasarannya. Ternyata Syam, panggilan akrabnya, menemukan bahwa kotoran sapi mengandung silikat (sejenis bahan perekat) sebesar 9,6%, jadi bisa digunakan untuk bahan baku gerabah. 

Sebulan kemudian, pemuda kelahiran Medan 5 November 1984 ini bersama empat orang teman kampusnya membentuk tim untuk menjalankan ide ini. Tim ini awalnya mengikuti kompetisi Pekan Kreativitas Mahasiswa, namun proposal mereka ditolak juri karena judulnya sangat jorok, ada “kotoran sapi” pada judul proposalnya. Dari sini mereka belajar branding itu sangat penting. 

Tidak putus asa, mereja mencoba masuk ke berbagai kompetisi lain untuk mendapatkan modal awal. Pada April 2007, titik cerah datang. Proposalnya disetujui kompetisi DUE-Like Batch IV UGM dan diberi modal penelitian sebesar 3,5 juta. Bekerja sama dengan pengrajin gerabah di Kasongan, Yogya, mereka melakukan uji coba untuk mendapatkan formula & komposisi yang tepat.

Hasilnya luar biasa, apabila bahan baku tanah liat kuning dicampur kotoran sapi, gerabah yang dihasilkan lebih ringan 2 kg. Gerabahnya juga lebih kuat, karena saat dibakar di suhu 90o C tidak retak sama sekali.

Di bawah bendera PT Faerumnesia 7G, Syam dan rekan-rekannya pun serius menjalankan ide bisnis ini, bekerja sama dengan perajin-perajin lain di Kasongan, yang memang terkenal sebagai sentra kerajinan tanah liat.

Order demi order dan prestasi demi prestasi melambungkan nama Faerumnesia. Seribu buah guci dari Universitas Trisakti dan humat 60 ton dari Brunei Darussalam, adalah contoh order besar yang mereka terima. Mereka juga pernah menjadi juara Business Plan Pemuda Tingkat Nasional Kemenpora, serta diundang ke Cina dan Australia untuk memberikan presentasi ilmiah. Syam secara pribadi juga finalis Wirausaha Muda Mandiri 2008. Bisnis Syam berhasil secara nyata bermanfaat mengatasi masalah yang ada di masyarakat.

ROESTIANDI TSAMANOV - Berjuang Memperkenalkan Teknologi Pengelasan Laser

Mengadopsi teknologi dari luar negeri untuk diterapkan dan dipasarkan di Indonesia sungguh tidak mudah. Roestiandi Tsamanov merasakan hal itu, ia harus berjuang sangat keras selama dua tahun untuk bertahan hidup karena percaya bahwa teknologi laser welding (pengelasan laser) sangat potensial di Indonesia.


Kisah bisnis pemuda kelahiran Jakarta, 8 November 1982 ini baru dimulai saat ia kuliah di Jurusan Mechatronics Swiss German University, Tangerang. Saat semester 6, Manov mendapat kesempatan ke Jerman untuk magang. Ia berdoa sebelum lepas landas agar di Jerman ia mendapatkan kontak atau net work yang bermanfaat untukya yang ingin berbisnis sepulangnya ke Indonesia.

Manov magang di DSI Laser Service GmbH, perusahaan bidang pengelasan laser. Pengelasan laser adalah teknologi untuk menambal atau memperbaiki cacat yang terjadi pada cetakan di industri otomotif atau elektronik. Hasil pengelasan laser jauh lebih bagus jika dibandingkan dengan pengelasan biasa, sekaligus jauh lebih mahal.

Tidak hanya bekerja, Manov sering berbincang dengan pemilik perusahaannya, Christian Frank, untuk memahami industri pengelasan laser ini. Ternyata teknologi ini masi relatif baru di dunia, klien perusahaan magangnya pun perusahaan-perusahaan kelas dunia seperti Mercedes-Benz. Ia melakukan pencarian di internet dan tidak menemukan ada perusahaan seperti ini di Indonesia. Frank mendukung niatnya untuk membawa teknologi ini ke Indonesia. Doanya terkabul.

Tantangan demi tantangan menghampiri Manov saat merealisasikan idenya tahun 2005. Tantangan pertama datang dari segi modal finansial. Harga mesin las laser saja sangat mahal, lebih dari Rp1 miliar, belum kebutuhan lainnya. Bank tidak memberikan modal untuk UKM yang baru dimulai (harus lebih dari dua tahun dulu), venture capital  juga demikian. Tantangan pertama dilewati dengan menggunakan jaminan rumah ayahnya untuk meminjam dari bank.

Tantangan kedua datang dari penerimaan pasar. Berbagai perusahaan otomotif dan elektronik besar yang ditawari Manov masih ragu akan teknologi ini, apalagi harganya sangat mahal. Manov pun memetakan ulang segmen pasarnya, hanya beberapa perusahaan spesifik yang jadi target pasarnya.
Akhirnya ada juga perusahaan yang mau mencoba, walaupun dengan harga yang lebih murah dan waktu pengerjaan yang lebih cepat. Akan tetapi, order tersebut berbuah order-order selanjutnya, penjualan di tahun berikutnya pun meningkat dua kali lipat. Manov pun dapat mengembangkan bisnisnya dengan membeli bangunan di kawasan industri Jababeka serta menambah mesin.


Dua tahun pertama berbisnis, 2005-2007, Manov tidak digaji, karena pendapatan perusahaannya hanya cukup untuk majan, operasionalm dan membayar cicilan utang. Tantangan terbesar yang ia rasakan sebagai pengusaha yang memulau dari minus (utang) adalah mengenai arus kas alias cashflow. Manov harus membayar cicilan utangnya tepat waktu walaupun pendapatannya masih sulit, sehingga ia benar-benar waspada atas uang kas yang masuk perusahaan dan pengeluaran yang harus dikeluarkan.


Tahun-tahun berikutnya, Manov tinggal memetik buah kerja kerasnya. Astra Hinda Motor, Daihatsu, Toyota, Hino, dan Epson dan lebih dari 150 perusahaan besar lainnya menjadi langganannya. Omset miliaran rupiah per tahun diraihnya. Manov pun diganjar berbagai penghargaan sebagai pengusaha muda yang inspiratif.

Quick Tips
Perhatikan cashflow! Manov bilang, sekarang ia banyak menemukan pengusaha baru yang hanya melihat prospek penjualan yang bagus namun lengah terhadap uang kas. Walaupun penjualan bagus, mereka tetap kesulitan dan terancam bangkrut. Sederhana, tapi penting.
Order pertama dapat menjadi portofolio kesuksesan bisnis. Walaupun sulit, dapatkan order pertama, order-order berikutnya akan lebih mudah didapat.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More