Winsen Setiawan adalah founder
Jualbatualam.com yang
mengekspor batu alam ke 40 negara di dunia, termasuk mengekspor untuk
Burj Khalifa Dubai, bangunan tertinggi di dunia. Saya bertemu Winsen
beberapa kali di event
Nasional Bootcamp, tempat di mana saya sering terkejut karena banyak entrepreneur online senior yang sudah memiliki
real result tetapi terus semangat belajar untuk meng-update ilmunya.
Tolong ceritakan awal mula bisnis Anda hingga sekarang ?
Saya memulai bisnis sejak 2004, tetapi secara akte saya memulai
bisnis tahun 2006. Yang saya lakukan adalah ekspor granit, marmer,
andesit, batu-batu alam yang dipotong untuk ubin atau dinding. Awalnya
dulu saya kerja dengan orang Australia, tetapi bisnisnya kolaps dan dia
memberikan customernya ke saya. Jaman dulu saya belum mengerti SEO,
masih manual. Cara yang saya lakukan masih browsing-browsing di Alibaba
dan situs trading batu alam lainnya dan mem-follow up manual email yang
ada.
Waktu itu modal saya hanya 100rb, bukan untuk buat website tetapi
untuk beli email berbayar (indo.net.id) agar dipercaya, karena jika
memakai email biasa seperti yahoo tidak akan dipercaya. Waktu itu masih
mengerjakan di kos-kosan dan warnet. Umur saya 25 tahun waktu itu. Omzet
yang didapat waktu itu belum terlalu banyak hanya sekitar 3 bulan 1
kontainer dan 1 tahun 6 kontainer.
Bisnis saya mulai berkembang di tahun 2007, waktu itu saya mendaftar
kursus internet marketing pengajarnya Tonton Taufik, anak NBC juga, di
situ belajar tentang keyword research. Tahun pertama omzet yang didapat
sekitar $40.000, omzet ini pun baru didapat tahun 2006, sejak 2004
bisnis saya belum menghasilkan sama sekali.
Profit yang saya dapat sekitar 10 juta untuk 1 kontainer.
Tahun 2007 setelah ikut kursus internet marketing, omzet saya mulai
naik, dari tahun 2006 hanya 3 negara, tahun 2007 mulai masuk ke 10
negara. Puncaknya tahun 2010 setelah ikut NBC, 1 bulan bisa mendapat
order 30 kontainer. Efek dari optimasi web cukup tinggi, dibantu juga
karena saat itu lagi ada project. Sekarang bisnis saya sudah masuk ke
40 negara dibantu oleh 7 karyawan sekarang.
Bagaimana cara menaikkan omzet hingga seperti sekarang ?
Website itu penting dan sering-seringlah visit dan browsing-browsing
ke portal trading seperti Alibaba dan menjadi member, dari dulu awalnya
menjadi member gratis, lama-lama beli premium membership.
Faktor yang membuat bisnis saya berkembang adalah returning customer
yang besar mencapai 80%. Customer yang lama dikumpulkan pelan-pelan jadi
banyak. Return customer kebanyakan customer corporate, sedangkan yang
individu kebanyakan tidak return.
Persaingan yang ada sebenarnya waktu itu tidak sedikit, saya coba
bertanya kepada mereka, kenapa mereka return kepada saya. ternyata
kuncinya adalah : fast response dan response real time. Yang penting
selalu membalas email dari customer dengan cepat dan profesional.
Walaupun saya belum memiliki solusi pada saat itu, tetap saya usahakan
untuk membalas dan menjanjikan jawaban esok hari “besok ya saya balas”.
Di kantor saya selalu tekankan pada karyawan saya bahwa email di atas 12
jam itu basi dan tidak akan menghasilkan apapun. Jadi selalu balas
email sebelum 12 jam.
Kemudian hal yang membuat sukses lainnya adalah disiplin finansial,
selalu pisahkan uang Anda dengan uang perusahaan. Banyak orang jatuh di
sini, walaupun mereka memiliki servis yang bagus. Walaupun saya di sini
sebagai owner, saya orangnya profesional, tidak pernah menggunakan uang
perusahaan. Saya orangnya tidak boros sehingga saya hanya hidup dari
bonus-bonus saja.
Foto waktu pertama ekspor
Bagaimana tips dan tricknya di Alibaba supaya dapat sales ?
Yang pertama adalah membeli Gold Membership sekitar $3000/ tahun.
Jika kita membeli Gold Membership di Alibaba kita akan dapat keyword
research di Alibaba, seperti keyword research di Google, kita bisa
mainkan kata kunci di title produk dan deskripsi produk
Dengan membeli membership, produk saya juga selalu muncul di bagian
paling atas search result, kita juga diminta rekening koran, surat-surat
perusahaan, jadi customer lebih percaya, lebih trust, karena kita
mendapatkan logo trust Gold Supplier.
Saya pernah hampir bangkrut waktu itu, ditipu sekitar 200 juta lebih
oleh customer yang tidak membayar. Waktu itu yang menyelamatkan saya
adalah backup dana dan integritas saya. Saya tidak pernah membohongi
customer jadi saya bisa dipercaya. Ini sebenernya tips dalam berdagang
yaitu selalu utamakan kejujuran.
Bagaimana dengan lokal ?
Website saya jualbatualam.com. Sekarang saya main lokal dan membuka
web lokal. Saya mendapat proyek tidak lama setelah itu dari World Trade
Center di Sudirman Jakarta. Untuk batu alam yang diluar sudah sampai
Lego Land di Malaysia, Sentosa Island di Singapore, proyek dari Burj
Khalifa Dubai (gedung tertinggi di dunia) dan anamandara resort di
Vietnam dan banyak lainnya.
Di tahun 2012 saya sudah merambah menjadi aplikator dan tidak hanya
mengekspor barang mentah keluar negeri, tetapi juga memasangkan dan
membuatkan design. Sekarang lagi mendapatkan project di Brunei. Di
kantor saya sudah punya roadmap bahwa perusahaan saya sampai 20 tahun ke
depan akan menjadi seperti apa.
Ada hal lainnya yang mau disampaikan ?
Alibaba dan customer sangat suka dengan details. Jika Anda ingin
menjual barang di sana haruslah detail, seperti gambar, fungsinya,
tebalnya, hasil lab testnya seperti apa, warnanya, kekuatan tekanan,
cara pemasangannya dan dan banyak lainnya.
Sebenarnya Alibaba hanya memunculkan info, customer yang membuka.
Apabila semakin sedikit informasi yang kita tampilkan di dalamnya,
customer tidak akan memfollow up kita.
Di Alibaba kalau kita beli Gold membership, kita dapat webinar gratis
untuk para Gold supplier, di hari-hari tertentu semua anggota gold
supplier sedunia dikumpulkan secara online supaya naik di search result
caranya bagaimana, menu-menu baru di Alibaba seperti apa, penjelasan
fitur dan tips baru.
Alibaba untuk saya efektif sekali, dalam sehari saya bisa mendapat
email 2-3 kali. Ini lebih penting dari SEO. Alibaba lebih powerful
dibanding traffik dari search engine, marketplace untuk ekspor menurut
saya Alibaba.com.
Rekan seperti
Pak Frans (peraih
2x penghargaan eksportir dari presiden) memang masuk ke banyak
marketplace selain Alibaba, tetapi “tim Jepara” seperti Pipin Girsang,
Robert Darwin,
Ponco Suhirno semuanya Alibaba Gold Supplier. Sangat powerful.
Karena mindset di dunia perdagangan ekspor, orang yang mau membeli
tidak akan ke Google karena hasil yang ditampilkan Google akan bias.
Mereka lebih senang ke portal seperti Alibaba dan mencari di sana.
Persentasi penjualan saya 90% dari Alibaba sementara dari website hanya
sekitar 10%.
Untuk sarana promosi lain, mungkin iklan ?
Akhir-akhir ini saya membuat website yang lebih niche, misalnya
produk saya yang paling terkenal saya tembak kata kuncinya, saya buatkan
website.
Kedua, pakai adwords. Adwords menggunakan kata kunci targeted, kalau mentarget Brazil, keywordnya menggunakan bahasa Portugis.
1 kata kunci untuk 1 negara bahkan hanya untuk 1 kota.
Cara ini sangat tertarget karena saya selalu spesifik. Banyak email
masuk dari sana dan 99% tertarget karena yang ingin dibeli adalah barang
yang saya iklankan.
Suatu barang, kita harus kenal nama dagangnya (nama populernya) di
sana. Untuk mengetahuinya kita harus cek ada tidak importir pioneernya
di sana ? Kalau kita tidak tahu nama dagang yang sudah dikenal oleh
masyarakat di sana (mis.Brazil) kita akan struggle sendiri.
Kalau kita melakukan hal seperti ini (menggunakan nama yang sudah
populer di target pasar) bisnis kita bisa lebih cepat jalan ketimbang
pakai nama sendiri yang effortnya jauh lebih besar untuk brand building.
Ini menurut saya masuk ke ranah business skill, seperti
“me-mata-matai pasar”, pioneer market di sana pakai nama apa ya ? hal
ini sering kali tidak ada di Google, tetapi kita harus tanya-tanya di
market sebenarnya, termasuk tanya ke supplier dan customer.
Salah satu situasi yang saya lihat dari para eksportir di Indonesia,
hampir 80% dihandle oleh broker dari Malaysia dan Singapura. Hanya
sedikit yang bisa direct karena kemampuan bahasa, teknikal skill dokumen
ekspor, faktor tidak bankable, tidak punya badan hukum
Sebagai entrepreneur kita harus selalu belajar, kadang orang merasa
puas sudah bisa ekspor, tetapi mereka tidak belajar mengelola bisnis
secara profesional, tetapi mengelolanya seperti toko kecil. Akhirnya
mereka beli mercy tetapi bisnisnya begitu-begitu saja, seharusnya
belajar mengubahnya lebih profesional, karyawan di training,
manajemennya diatur, upgrade skill keuangan kita, upgrade skill hukum,
karena bisnis selalu berkembang.
Sumber: http://goo.gl/J6oR0M