Sabtu, 30 November 2013

HENDY SETIONO - Drop Out yang Jadi Pionir Kebab di Indonesia

Kalau mendengar kata "kebab", apa yang ada di pikiran kamu? Saya sih langsung terpikir Kebab TUrki Baba Rafi dengan gerobak kuning cerah dan merahnya. Ya, Kebab Turki Baba Rafi adalah pionir dan pemimpin besar pasar kuliner kebab di Indonesia, dirintis oleh Hendy Setiono tahun 2003 saat berumur 20 tahun. Siapa sangka dia memilih DO dari kampusnya dulu?

Kisah hidup pria kelahiran Surabaya, 30 Maret 1983 ini menunjukkan sikap yang bagi banyak orang terlihat nekat. Akan tetapi, sebenarnya lebih tepat disebut berani dan bersungguh-sungguh. Suatu waktu, Hendy berlibur sekaligus melepas kangen dengan ayahnya yang sedang tugas sebagai operator perusahaan minyak di Qatar. Di sana, ia melihat banyak penjual kebab, makanan khas Timur Tengah & Afrika berbahan daging yang dipanggang dan disajikan dengan tortilla. Hendy yang memang menggemari wisata kuliner pun mencicipinya. Ia langsung berpikir & menemukan satu peluang bisnis, "Di Indonesia tidak ada bisnis kebab, bagaimana kalau saya menjual kebab?".

Saat kembali ke Indonesia, Hendy yang saat itu masih tercatat sebagai mahasiswa Teknik Informatika Institut Teknologi Surabaya mengutarakan niatnya untuk berhenti kuliah dan fokus di bisnis. Tentu saja orang tuanya tidak langsung mengizinkan. Namun tekadnya sudah membulat, ia benar-benar men-DO dirinya sendiri. Hal berikutnya yang ia lakukan adalah mencari rekan bisnis dan melakukan eksperimen resep kebab. Dari berbagai varian kebab Timur Tengah, menurutnya kebab Turki adalah kebab yang paling enak. Setelah dimodifikasi, jadilah resep kebab Turki yang cocok dengan lidah Indonesia.

Awal bisnis Hendy dimulai justru dari burger & hot dog dengan brand Yummy Burger. Modal awalnya Rp4 juta rupiah yang berasal dari pinjaman adiknya yang juga berbisnis online. Stategi penjualannya bergerilya, dijual berkeliling menggunakan gerobak di Surabaya. Yummy Burger berkembang cukup baik, outletnya pun bertambah. Begitu mulai ada kompetitor, Hendy berstrategi dengan menambah menu, ya kebab turki itu. Brand Yummy Burger pun berubah menjadi Kebab Turki Baba Rafi. Rafi sendiri adalah nama anak pertamanya Hendy, Baba artinya ayah, jadi arti brandnya adalah "kebab Turki milih ayahnya Rafi".

Bisnisnya tidak langsung berjalan mulus. Awal-awal berbisnis, Hendy pernah berjualan sendiri bersama istri tercinta karena karyawannya sakit. Apes, saat itu hujan turun dengan derasnya sehingga amat sedikit sekali pembeli yang datang ke gerobaknya. Selesai berjualan, mereka makan di warung seafood sebelah gerobak mereka. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, ternyata tagihan makanan mereka di warung itu lebih besar dari omset mereka hari itu!.

Walaupun tidak selesai dalam mengenyam pendidikan formal, Hendy tidak berhenti belajar berbisnis. Ia rajin mengikuti seminar-seminar bisnis dan berguru dengan pengusaha sukses, antara lain Sandiaga Uno dan Purdi E. Candra, pendiri Primagama.

Perjuangan dan konsistensi Hendy bertahun-tahun berbuah manis. Kebab Turki Baba Rafi disukai orang. Jumlah outlet-nya meledak karena Hendy membuka peluang bekerja sama dengan sistem waralaba. Sukses di kebab, Hendy tidak berpuas diri. Ia membuka bisnis lainnya di bidang kuliner juga, yaitu Piramizza, Ayam Bakar Mas Mono, dan Bebek Garang.

Total outlet Kebab Turki Baba Rafi saat ini lebih dari 1.000 buah di Indonesia, Malaysia, dan Filipina, Piramizza 75 outlet, Ayam bakar Mas Mono 50 outlet di Indonesia dan Malaysia, dan Bebek Garang dengan 10 outlet di Jakarta dan Bandung, dengan total omzet miliaran per bulan dan membuka lebih dari 1.600 lapangan pekerjaan. Hendy pun membuktikan lagi, bahwa kesungguhan dan kerja keras akan terus berbuah manis.

Hendy dapat dihubungi lewat e-mail hendy@babarafi.com atau twitter @HendySetiono.



Quick Tips
Niat bersungguh-sungguh harus ditunjang dengan tindakan kerja keras yang nyata.
Dalam berbisnis kita harus punya mentor untuk membantu kita berkembang.

http://goo.gl/dBwkEx

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More